Kuliner Gresik - Tradisi Kolak Ayam Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

Tradisi Kolek Ayam Gumeno, Manyar, Gresik.

Kolak ini bukan seperti kolak pada umumnnya yang berasal dari pisang, ubi jalar, kacang hijau, nangka atau labu, Kolak ini dibuat dari ayam kampung, gula merah, jinten, daun bawang dan santan kelapa.

Untuk tukang masak kolak ayam ini bukanlah para wanita di Desa Gumeno, melainkan para laki-laki di Desa Gumeno yang harus memasak kolak ayam ini, tradisi kolak ayam di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik sudah ada sejak 5 abad, berawal dari kebutuhan obat untuk Sunan Dalem putra dari Sunan Giri yang sedang sakit.

Sekarang kolak ayam menjadi trdisi turun-temurun warisan nenek moyang jaman dahulu. Sampai sekatrang tradisi kolak ayam sudah bejalan selama 487 tahun. tradisi ini juga digunakan untuk mempererat rasa persaudaraan sesama muslim diseluruh kawasan Gresik, khususnya saat bulan Ramadhan pada malam 23.

Cerita sejarah Kolak Ayam ini yaitu, ketika Sunan Dalem putra Sunan Giri menderita sakit yang tidak kunjung sembuh meskipun telah dicarikan obat kesana-kemari, sampai warga desa semuanya mengalami kebingungan harus mencarikan obat untuk Sunan Dalem. 
Ketika seluruh warga desa telah kebingungan maka Sunan Dalem melakukan munajat kepada Allah SWT untuk meminta petunjuk, dan akhirnya Sunan Dalem mendapatkan petunjuk dari Allah SWT untuk memasak masakan yang dapat digunakan untuk obat.

Ketika ke esokan harinya Sunan Dalem kembali ke desa membawa seekor ayam jago muda (jago lancur = dalam bahasa jawa), kemudian Sunan Dalem memanggil warga laki-laki di desa untuk memasaknya ayam tersebut dengan menggunakan bumbu santan, gula merah, jinten dan bawang daun. Setelah makanan ini matang Sunan Dalem meminta warga membawakan nasi ketan, pada saat itu bertepatan malam 23 bulan Ramadhan.
Setelah memakan Kolak Ayam atau Sanggring (sanggring berasal dari "Sang yang berarti Raja" dan "Gering yang artinya Sakit") Sanggring sama juga Raja yang Sedang Sakit.  itu Sunan Dalem sembuh dari sakitnya.

Kolak Ayam berasal dari kalimat ”kholaqul ayyam”, yang berarti ’Pencarian berhari-hari’. Sunan Dalem kesulitan mencari nama untuk makanan ”obat” ini. Akhirnya, KOLAK AYAM jadi nama yang diabadikan sampai sekarang.
Memasak Kolak Ayam ini diawali pada tanggal 22 Ramadhan 946 Hijriah atau 31 Januari 1540. Pada saat itu, Sunan Dalem berwasiat kepada warga Desa Gumeno supaya kedepannya selalu menyediakan Kolak Ayam atau Sanggring ini di setip mlam ke 23 bulan Ramadhan.